Dari beberapa perjalanan saya keluar rumah dengan membawa kamera, ternyata cukup banyak binatang yang terdokumentasikan dengan kamera saya. sebagian dari binatang tersebut ada yang sudah mulai punah dan sebagian lain nya masih banyak kita temui di sekitar kita dan baru kita sadari saat mereka mulai hilang dan hanya bisa kita lihat di kebun binatang atau di gambar saja. Semoga artikel di bawah ini bisa bermanfaat bagi semua pengunjung blog ini.
KUKANG (Kukang Jawa/ Javan Slow Loris/ Nycticebus javanicus)
Saya temukan di daerah sukabumi jawa barat dalam
keadaan terluka karena diserag oleh anjing pada malam hari. Kukang termasuk dalam keluarga monyet, dan binatang
ini aktif pada malam hari dan
beraktifitas di pepohonan
Di bagian siku binatang ini terdapat racun, berjalan
lambat tapi cukup agresif saat melakukan pertahanan. Kukang lebih banyak memakan buah- buahan berserat.
Selain itu kukang juga makan berbagai jenis binatang seperti serangga, moluska,
kadal, dan kadang-kadang memakan telur burung.
Dengan mata bulat jalan
lambat dan rahang bawah yang sebetulnya tidak nyabung seperti binatang lain dan
gigi-gigi taring yang banyak sebetulnya binatang ini lebih mirip hewan
karnifora. Sayang nya kukang ini hanya bisa bertahan hidup satu malam saja
setelah saya temukan karena luka dari gigitan anjing yang sudah merobek perut
dan mengeluarkan ususnya sebelum sempat saya bawa ke dokter
hewan.
Monyet /Thomas Leaf Monkey (Presbytis thomasi)
Di temukan di aceh, gunung seulawah agam. Terlepas dan
terjatuh dari pangkuan induknya. Penampilan Badan tertutup
bulu hitam dengan bulu putih pada batang tubuh dan di bawah kaki dan tangan. Berat bisa mencapai 5-8kg, bisa hidup sampai rata-rata usia 20 tahun. Makanan
dari monyet ini Terutama daun dan buah-buahan, tetapi juga memakan
bunga yang di temukannya di dalam hutan.
Ketika masih kecil monyet ini
memiliki muka biru lebam dan bagian bulu di kepala yang berwarna putih, tetapi
setelah besar monyet wajah monyet ini akan berubah menjadi kehitaman dan bulu
dikepala bagian tengah mulai berdiri dan berwarna hitam.
Jenis monyet ini sekarang sudah
dinyatakan terancam punah, karena ancaman hilangnya habitat utama akibat
penebangan dan konversi untuk perkebunan kelapa sawit. Saat kami temukan monyet
ini sendiri terlepas dari kawanan dan induknya sehingga tenaga kerja lokal kami
ber inisiatif untuk memeliharanya. Sayang nya karena perjalanan kami cukup jauh
dan melewati beberapa tebing batu, tanpa disadari monyet tersebut mati terhimpit
di dalam tas tenaga lokal tersebut.
KATANG
KENARI, Kepiting kenari, Coconut Crab.
Dengan capitnya kepiting kenari ini bisa mengupas
kulit kelapa yang keras dan memakan isinya selain itu yang saya dengar kepiting
ini telah memutuskan jari kelingking orang asing yang tidak sengaja menyentuh
bagian capitnya. Di Indonesia kepiting ini ter dapat kepulauan sebelah timur,
seperti di Halmahera.
Beratnya bisa mencapai 4 kg, panjang tubuh hingga 40 cm dan
bentangan kaki sekitar 200 cm. Binatang ini biasanya keluar pada palam hari
untuk mencari makan, karena hewan ini juga sangat pemalu. Dari pada kepiting menurut saya binatang ini lebih
mirip dengan kumang, hanya saja dia memiliki ukuran badan yang lebih nesar dan
tidak memiliki cangkang atau rumah pelindung untuk badannya.
Di beberapa Negara termasuk Indonesia binatang ini
di perjual belikan sebagai panganan yang menggugah selera. Walaupun dengan
kulit luar lebih keras dan tebal di banding kepiting sehingga untuk membukanya
saya memakai penjepit khusus yang lebih mirip dengan tang bengkel, binatang ini
cukup pantas untuk di nikmati. Beberapa kebiasaan di Negara lain terutama
korea, mereka menyantap bagian perut binatang tersebut tanpa dimasak dengan
sajian khusus karena mengandung banyak vitamin “menurut mereka”.
Musang, Luwak, careh, Paradoxurus hermaphroditus.
Gambar
di atas merupakan gambar dari anak musang yang ditinggalkan induknya karena
bersarang di pesawahan sehingga terganggu oleh aktivitas manusia yang sedang
memanen padinya. Binatang ini juga sering disebut musang pandan, kenapa di
namakan begitu? karena untuk menandai area nya dia mengeluarkan wewangian
seperti daun pandan. Binatang ini termasuk pemakan segala (omnivora) dari muali tumbuhan,
biji-bijian, sampai daging dan serangga.
Salahsatu makanan binatang ini adalah buah kopi,
terutama yang sudah matang dan memerah yang manis rasanya. Karena kegemarannya
ini sekarang dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat minuman special dari hasi
fermentasi biji kopi didalam perut musang yang kemudian dikeluarkan lewat
pembuangannya sehingga menjadi kopi luwak yang mahal dan banyak di gemari oleh
beberapa golongan.
Selain tumbuhan musang juga memakan daging denagan
gigi-giginya yang tajam sesungguhnya mereka lebih cocok menjadi karnivora,
karena mereka dilengkapi sederetan gigi-gigi kecil yang tajam. Makanan favorit
nya adalah ayam, banyak orang desa yang sudah kehilangan peliharaan nya, tetapi
tidak ada peliharaan satupun domba ato kambing yang hilang di makan musang
seperti pribahasa bilang “seperti musang berbulu domba” yang aga janggal.
Katak pohon, Cekai.
Katak
ini masih banyak di temukan di sekeliling kita, mungkin karena habitat alaminya
yang masih luas dan daya tahan hidup yang kuat. Tidak seperti kodok, katak ini
lebih banyak menghabiskan hidupnya di darat. Dengan kaki belakang yang panjang dan
kaki depan yang lebih pendek, akan memudahkan dia untuk melompat dengan jauh.
Kita
sering menemukan katak ini di pepohonan sesuai dengan namanya katak pohon,
dengan tubuh yang ramping, jari kaki yang panjang dan berselaput, memungkinkan
katak ini untuk memanjat benda-benda tinggi dan kadang kita menemukan dia
sedang menempel di dinding rumah.
Warna
kulit mereka beragam, dari yang coklat, hijau, merah sampai yang memiliki beberapa
kombinasi warna. Beberapa kerabat dari katak pohon ini beracun, dan sering di gunakan
untuk melumuri senjata tradisional seperti sumpit dari racun tersebut. Dalam
beberapa kasus jika kita mencoba menangkap katak tersebut dia akan lari loncat
sambil mengeluarkan air kencing, entah itu karena saking takutnya dia atu
sebagai pertahanan diri dari serangan predator.
Kalajengking
cambuk, ketonggeng, theliponyda, whiptail scorpion, vinegaroon.
Binatang mirip kalajengking ini tidak memiliki sengat
seperti kerabatnya, namun dia memiliki jat asam dari perutnya yang akan di
semprotkan seperti asam semut yang berbau seperti cuka, walaupun demikian jat
asam tersebut tidak berbahaya bagi manusia, mereka tidak menyengat seperti
kerabatnya, namun memiliki capit yang cukup besar untuk pertahanan.
Habitat binatang ini didaerah tropis dan subtropics,
walaupun saat saya temukan di pesawahan, dia tidak hidup di air, mereka
biasanya menggali lubang di bawah tanah dan kadang di temukan di bawah tumpukan
kayu busuk, puing, batu, dan tempat-tempat gelap juga lembab untuk menghindari
cahaya. Makanan bintang ini berupa serangga dan cacing.
Morea, Sidat, Lubang.
Binatang
ini saya temukan di daerah ternate kepulauan bacan. Bentuknya mirip belut , cuma yang
membedakan mereka dari ukuran nya. Dengan bentuk badan yang tidak semua orang suka, binatang
ini memiliki rasa yang sangat lejat “ menurut saya” dengan tanpa bumbu apapun
dan di goreng biasa, daging morea ini sangat gurih rasanya sehingga penduduk
setempat sering mencari dan menangkap binatang ini sebagai panganan.
Di sungai-sungai kering dan berbatu di situlah
mereka sering di temukan. Dengan cara menggali lubang di bawah batu-batu besar
sebagai tempat perlindungannya, mereka keluar pada malam hari untuk mencari
makan. Makanan dari binatang ini berupa udang, ikan-ikan kecil dan binatang air
lainnya yang mungkin membuat daging binatang ini jadi gurih saat di masak.
Dengan
badannya yang besar, binatang ini cukup lincah saat bergerak di dalam air. Ini
di buktikan saat saya dan penduduk lokal mencari binatang ini, kami cukup
kesulitan mengejar nya yang sempat naik ke atas airterjun batu dengan
ketinggian 3 meter dan kemiringan 800 . Walupun binatang ini umumnya beraktifitas pada malamhari, di beberapa tempat sudah dibudidayakan sehingga kita
bisa melihatnya beraktivitas pada siang hari.