Kamis, 07 Juni 2012

Dunia Binatang

Dari beberapa perjalanan saya keluar rumah dengan membawa kamera, ternyata cukup banyak binatang yang terdokumentasikan dengan kamera saya. sebagian dari binatang tersebut ada yang sudah mulai punah dan sebagian lain nya masih banyak kita temui di sekitar kita dan baru kita sadari saat mereka mulai hilang dan hanya bisa kita lihat di kebun binatang atau di gambar saja. Semoga artikel di bawah ini bisa bermanfaat bagi semua pengunjung blog ini.


 













KUKANG (Kukang Jawa/ Javan Slow Loris/ Nycticebus javanicus)
Saya temukan di daerah sukabumi jawa barat dalam keadaan terluka karena diserag oleh anjing pada malam hari. Kukang termasuk dalam keluarga monyet, dan binatang ini  aktif pada malam hari dan beraktifitas di pepohonan

Di bagian siku binatang ini terdapat racun, berjalan lambat tapi cukup agresif saat melakukan pertahanan. Kukang lebih banyak memakan buah- buahan berserat. Selain itu kukang juga makan berbagai jenis binatang seperti serangga, moluska, kadal, dan kadang-kadang memakan telur burung.

Dengan mata bulat jalan lambat dan rahang bawah yang sebetulnya tidak nyabung seperti binatang lain dan gigi-gigi taring yang banyak sebetulnya binatang ini lebih mirip hewan karnifora. Sayang nya kukang ini hanya bisa bertahan hidup satu malam saja setelah saya temukan karena luka dari gigitan anjing yang sudah merobek perut dan mengeluarkan ususnya sebelum sempat saya bawa ke dokter hewan.
















Monyet /Thomas Leaf Monkey (Presbytis thomasi)
Di temukan di aceh, gunung seulawah agam. Terlepas dan terjatuh dari pangkuan induknya. Penampilan Badan tertutup bulu hitam dengan bulu putih pada batang tubuh dan di bawah kaki dan tangan. Berat bisa mencapai 5-8kg,  bisa hidup sampai rata-rata usia 20 tahun. Makanan dari monyet ini Terutama daun dan buah-buahan, tetapi juga memakan bunga yang di temukannya di dalam hutan.

Ketika masih kecil monyet ini memiliki muka biru lebam dan bagian bulu di kepala yang berwarna putih, tetapi setelah besar monyet wajah monyet ini akan berubah menjadi kehitaman dan bulu dikepala bagian tengah mulai berdiri dan berwarna hitam. 

Jenis monyet ini sekarang sudah dinyatakan terancam punah, karena ancaman hilangnya habitat utama akibat penebangan dan konversi untuk perkebunan kelapa sawit. Saat kami temukan monyet ini sendiri terlepas dari kawanan dan induknya sehingga tenaga kerja lokal kami ber inisiatif untuk memeliharanya. Sayang nya karena perjalanan kami cukup jauh dan melewati beberapa tebing batu, tanpa disadari monyet tersebut mati terhimpit di dalam tas tenaga lokal tersebut.
 












KATANG KENARI, Kepiting kenari, Coconut Crab.
Dengan capitnya kepiting kenari ini bisa mengupas kulit kelapa yang keras dan memakan isinya selain itu yang saya dengar kepiting ini telah memutuskan jari kelingking orang asing yang tidak sengaja menyentuh bagian capitnya. Di Indonesia kepiting ini ter dapat kepulauan sebelah timur, seperti di Halmahera.

Beratnya bisa mencapai 4 kg, panjang tubuh hingga 40 cm dan bentangan kaki sekitar 200 cm. Binatang ini biasanya keluar pada palam hari untuk mencari makan, karena hewan ini juga sangat pemalu. Dari pada kepiting menurut saya binatang ini lebih mirip dengan kumang, hanya saja dia memiliki ukuran badan yang lebih nesar dan tidak memiliki cangkang atau rumah pelindung untuk badannya.

Di beberapa Negara termasuk Indonesia binatang ini di perjual belikan sebagai panganan yang menggugah selera. Walaupun dengan kulit luar lebih keras dan tebal di banding kepiting sehingga untuk membukanya saya memakai penjepit khusus yang lebih mirip dengan tang bengkel, binatang ini cukup pantas untuk di nikmati. Beberapa kebiasaan di Negara lain terutama korea, mereka menyantap bagian perut binatang tersebut tanpa dimasak dengan sajian khusus karena mengandung banyak vitamin “menurut mereka”.
 















Musang, Luwak, careh, Paradoxurus hermaphroditus.
Gambar di atas merupakan gambar dari anak musang yang ditinggalkan induknya karena bersarang di pesawahan sehingga terganggu oleh aktivitas manusia yang sedang memanen padinya. Binatang ini juga sering disebut musang pandan, kenapa di namakan begitu? karena untuk menandai area nya dia mengeluarkan wewangian seperti daun pandan. Binatang ini termasuk pemakan segala (omnivora) dari muali tumbuhan, biji-bijian, sampai daging dan serangga.

Salahsatu makanan binatang ini adalah buah kopi, terutama yang sudah matang dan memerah yang manis rasanya. Karena kegemarannya ini sekarang dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat minuman special dari hasi fermentasi biji kopi didalam perut musang yang kemudian dikeluarkan lewat pembuangannya sehingga menjadi kopi luwak yang mahal dan banyak di gemari oleh beberapa golongan.

Selain tumbuhan musang juga memakan daging denagan gigi-giginya yang tajam sesungguhnya mereka lebih cocok menjadi karnivora, karena mereka dilengkapi sederetan gigi-gigi kecil yang tajam. Makanan favorit nya adalah ayam, banyak orang desa yang sudah kehilangan peliharaan nya, tetapi tidak ada peliharaan satupun domba ato kambing yang hilang di makan musang seperti pribahasa bilang “seperti musang berbulu domba” yang aga janggal.











 Katak pohon, Cekai.
Katak ini masih banyak di temukan di sekeliling kita, mungkin karena habitat alaminya yang masih luas dan daya tahan hidup yang kuat. Tidak seperti kodok, katak ini lebih banyak menghabiskan hidupnya di darat. Dengan kaki belakang yang panjang dan kaki depan yang lebih pendek, akan memudahkan dia untuk melompat dengan jauh.

Kita sering menemukan katak ini di pepohonan sesuai dengan namanya katak pohon, dengan tubuh yang ramping, jari kaki yang panjang dan berselaput, memungkinkan katak ini untuk memanjat benda-benda tinggi dan kadang kita menemukan dia sedang menempel di dinding rumah.

Warna kulit mereka beragam, dari yang coklat, hijau, merah sampai yang memiliki beberapa kombinasi warna. Beberapa kerabat dari katak pohon ini beracun, dan sering di gunakan untuk melumuri senjata tradisional seperti sumpit dari racun tersebut. Dalam beberapa kasus jika kita mencoba menangkap katak tersebut dia akan lari loncat sambil mengeluarkan air kencing, entah itu karena saking takutnya dia atu sebagai pertahanan diri dari serangan predator.    


 










  

Kalajengking cambuk, ketonggeng, theliponyda, whiptail scorpion, vinegaroon. 
Binatang mirip kalajengking ini tidak memiliki sengat seperti kerabatnya, namun dia memiliki jat asam dari perutnya yang akan di semprotkan seperti asam semut yang berbau seperti cuka, walaupun demikian jat asam tersebut tidak berbahaya bagi manusia, mereka tidak menyengat seperti kerabatnya, namun memiliki capit yang cukup besar untuk pertahanan.

Habitat binatang ini didaerah tropis dan subtropics, walaupun saat saya temukan di pesawahan, dia tidak hidup di air, mereka biasanya menggali lubang di bawah tanah dan kadang di temukan di bawah tumpukan kayu busuk, puing, batu, dan tempat-tempat gelap juga lembab untuk menghindari cahaya. Makanan bintang ini berupa serangga dan cacing.
 

















Morea, Sidat, Lubang.
Binatang ini saya temukan di daerah ternate kepulauan bacan. Bentuknya mirip belut , cuma yang membedakan mereka dari ukuran nya. Dengan  bentuk badan yang tidak semua orang suka, binatang ini memiliki rasa yang sangat lejat “ menurut saya” dengan tanpa bumbu apapun dan di goreng biasa, daging morea ini sangat gurih rasanya sehingga penduduk setempat sering mencari dan menangkap binatang ini sebagai panganan.

Di sungai-sungai kering dan berbatu di situlah mereka sering di temukan. Dengan cara menggali lubang di bawah batu-batu besar sebagai tempat perlindungannya, mereka keluar pada malam hari untuk mencari makan. Makanan dari binatang ini berupa udang, ikan-ikan kecil dan binatang air lainnya yang mungkin membuat daging binatang ini jadi gurih saat di masak.

Dengan badannya yang besar, binatang ini cukup lincah saat bergerak di dalam air. Ini di buktikan saat saya dan penduduk lokal mencari binatang ini, kami cukup kesulitan mengejar nya yang sempat naik ke atas airterjun batu dengan ketinggian 3 meter dan kemiringan 800 . Walupun binatang ini umumnya beraktifitas pada malamhari, di beberapa tempat sudah dibudidayakan sehingga kita bisa melihatnya beraktivitas pada siang hari.